Sabtu, 13 Oktober 2012

REVITALISASI PUSKESMAS... Ada baiknya dimulai dari pembinaan moral, untuk menekan terjadinya moral hazzard. Bukan rahasia lagi bahwa petugas kesehatan mengalami konflik interna yang kalau dibiarkan akan menjadikan dirinya menjadi seorang Skizofren... Berbagai cara di halalkan untuk memenuhi kepentingan pribadi pemberi pelayanan...Pasien sebagai penerima layanan adalah orang lemah, tidak memiliki daya sehingga mudah ditipu daya... Dari sinilah sebaiknya awal revitalisasi PUSKESMAS, siapa yang sanggup membuat petugas PUSKESMAS sadar apa kewajibannya dan MASYARAKAT tahu apa haknya???

Jumat, 15 Juni 2012

JADIKAN MASYARAKAT SEBAGAI SUBYEK PEMBANGUNAN KESEHATAN BUKAN HANYA SEBAGAI OBYEK PUSKESMAS dituntut mampu menemukan apa sebenarnya masalah kesehatan yang membelenggu masyarakat di wilayah kerjanya. Dari masalah yang kesehatan yang ditemukan, PUSKESMAS hendaknya mampu mengajak masyarakat bangkit membebaskan diri dari masalah kesehatannya. (Masyarakat menjadi subyek pembangunan kesehatan di wilayahnya). Kurang pada tempatnya di era sekarang ini, jika PUSKESMAS atau pihak lain yang melihat adanya masalah kesehatan yang membelenggu masyarakat kemudian bergerak mencari dana bantuan, hibah atau penelitian sosial tetapi menggunakan dana tersebut hanya demi nama PUSKESMAS atau si pencari dana dengan menjadikan masyarakat yang terbelit masalah kesehatan hanya sebagai obyek bukannya menjadikannya subyek pembangunan kesehatan. PUSKESMAS atau pihak lain yang memiliki dana berhasil menghabiskan anggaran, tetapi masyarakat tetap terbelenggu dengan masalahnya.

PUSKESMAS HERBAL

PUSKESMAS HERBAL Salah satu upaya untuk memberi pelayanan yang menyeluruh (holistik) adalah melalui sajian herbal di Puskesmas. Herbal telah dipakai turun temurun di masyarakat dari ribuan tahun lalu. Manfaat herbal telah dirasakan mulai dari untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar, mencegah penyakit tertentu, mengobati penyakit tertentu bahkan meningkatkan quality of livepasien stadium terminal. Namun data empiris keberhasilan hebal (asli Indonesia tentunya) belum terdokumentasi. Salah satu upaya mendokumentasikan keberhasilan penggunaan herbal Indonesia adalah melalui Program Saintifikasi Jamu. Herbal asli Indonesia diteliti kandungannya dan efek samping pada binatang coba oleh Litbangkes B2P2TOOT. Herbal yang lolos uji disebut herbal terstandar. Kemudian herbal terstandar ini akan diujikan pada manusia sehingga akhirnya menjadi fitofarmaka. Semoga Program Saintifikasi Jamu berhasil mengangkat herbal yang sudah ribuan tahun kita pakai di Indonesia sehingga manfaatnya setara dengan obat modern, dan kalau Tuhan berkenan mampu menyaingi obat modern yang sudah banyak efek sampingnya karena bahan kimia yang dipergunakan. Serta menekan obat herbal luar negeri yang harganya mahal dan kadang palsu.