Kamis, 17 Desember 2009

PENERAPAN KONSEP PEMASARAN SOSIAL DI PUSKESMAS UNTUK MEMBANGUN CITRA PUSKESMAS MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK

Konsep pemasaran sosial selama ini belum dikenal di Puskesmas(termasuk Puskesmas Rawat Inap). Produk layanan yang telah dibuat sejak awal berdirinya Puskesmas telah berusaha dijual kepada konsumen (masyarakat), namun sampai sekarang belum berhasil menarik hati masyarakat, bahkan masyarakat mulai memalingkan muka ke pelayanan kesehatan alternatif. Ada apakah gerangan?

Hal diatas terjadi karena selama ini Puskesmas hanya menerapkan konsep penjualan, belum menerapkan konsep pemasaran. Konsep penjualan bertolak dari produk yang dibuat, kemudian diupayakan untuk dijual kepada konsumen. Sedangkan jika Puskesmas menerapkan konsep pemasaran, akan ada survei tentang kebutuhan dan keinginan konsumen di wilayah kerjanya dengan metoda yang tepat, secara acak. Berdasarkan hasil survei tersebut dikembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasan konsumen tersebut.

Selanjutnya dilakukan survei berapa konsumen mau dan mampu membayar untuk produk baru yang ditawarkan sehingga dapat ditentukan harga yang memuaskan. Jika pemerintah memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat, hasil survei tersebut menjadi salah satu dasar perhitungan preminya.Jika pemerintah mengganti biaya perawatan seorang penderita, maka penggantiannya adalah sesuai harga hasil survei, tidak disamaratakan biayanya ke Puskesmas.

Tahap berikutnya adalah melakukan survei untuk menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk menyampaikan produk yang baru dikembangkan kepada konsumen. Saat ini sering terjadi bahwa jam buka Puskesmas tidak sejalan dengan waktu yang dapat diluangkan masyarakat untuk datang ke Puskesmas. Atau di beberapa wilayah, lokasi Puskesmas kurang begitu strategis bagi masyarakat.

Tahap terakhir adalah melakukan survei untuk menentukan bagaimana menginformasikan produk baru yang dikembangkan oleh Puskesmas tersebut di atas kepada konsumennya. Jadi Puskesmas di masa mendatang bukanlah organisasi statis, tetapi sangat dinamis sesuai tuntutan masyarakat. Mimpi ini pasti terwujud jika semua tahapan di atas dilaksanakan secara berkelanjutan, sirkuler seperti roda tanpa kenal lelah dan mulai dari sekarang.

Tulisan ini baru mimpi awal, semoga menggugah sejawat dan rekan-rekan yang peduli. Semoga tidak ada kesan menggurui atau menjelekkan pihak manapun.

3 komentar:

  1. Siiip sekali pak!!! setuju!! sbenarnya hal di atas telah tersirat juga di kepmenkes 128/2004 ttg kebijakan dsar puskesmas.. bahwa seluruh pengembangan yg dilakukan pkm seharusnya berdasar pada kebutuhan masyarakat.
    komen-nya hanya pada judul.. mungkin akan lebih baik kalo judul 'sosial' nya dihilangkan, karena bukankah pem-sos bertujuan menanamkan ide di benak masyarakat? nah...pd tahap awal yg di survey (di masyarakat bukan hanya konsumen) adalah isu sosial (yg biasanya kontra dg ide kesehatan)...yah..seperti yg pak Gung Putera lakukan dulu itu kan? ok..matur suksma and sukses selalu.. (erna)

    BalasHapus
  2. Apa yang mau dipasarkan? Pencegahan atau pengobatan di tk pelayanan kesehatan dasar? Nampaknya sih Anda mau mengembalikan posisi Puskesmas sebagai Balai Pengotan?! Ingat, tiga fungsi utama Puskesmas. Ketiganya belum dipalikasikan secara bermutu. Tanpa menerapkan ketiga fungsi tsb, saya khawatir masyarakat di wilayah kerja Puskesmas tidak akan melirik Puskesmas Anda.

    BalasHapus